Pendidikan pesantren pendidikan indigenous nusantara. Satu sumber menyatakan institusi pendidikan ini telah ada pada mas Walisanga yang didirikan oleh Raden Rahmad pada abad 16 di daerah Gresik Jawa Timur. Kata pesantren berasal dari kata santri yang diberi awalan pe dan akhiran an yang menunjukan arti tempat. Kata santri itu sendiri merupakan gabungan dua suku kata yaitu sant (manusia baik) dan tra (suka menolong), sehinggakata pesantren dapat berarti tempat pendidikan untuk membina manusia menjadi menjadi orang baik. Pesantren yang awalnya tumbuh di tanah Jawa saat ini berkembang pula di luar Jawa. Di luar jawa sebenarnya pendidikan agama ada yang disebut dengan surau seperti di Sumatra Barat, dayah di Aceh dan langgar di Sumatera Selatan. Kini nama – nama itu telah menjadi trade mark disebut dengan pesantren. Dalam pandangan Zamakhsjari Dofier, Pendidikan pesantren memiliki empat ciri : yakni ada masjid, kyai, santri dan ada kitab kuning sebagai materi kajian di pesantren.
Sebenarnya, awal mula mengkaji agama dilakukan di rumah guru mengaji (ustad), ada pula belajar agama di Masjid. Pada mulanya di masjid inilah yang banyak dijadikan tempat belajar membaca Al- Qur’an dan belajar agama, tetapi lama – kelamaan masjid tidak cukup luas maka dibuatlah suatu tempat untuk belajar agama. Belajar agama kepada kiyai yang tersohor telah mengundang mereka tentang yang tinggal letaknya jauh dari kiyai, maka untuk itu dibuatlah tempat mereka menginap atau berdiam dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian tampaknya pendidikan agama mengalami dinamika dari masjid, ke tempat khusus untuk belajar agama yang kemudian disebut dengan pesantren. (lebih…)